Macet Panjang di Pelabuhan Ketapang, Kemenhub: Prioritas Keselamatan Pelayaran yang Utama

By Indonesia Maritime News 02 Agu 2025, 19:18:39 WIB Perhubungan
Macet Panjang di Pelabuhan Ketapang, Kemenhub: Prioritas Keselamatan Pelayaran yang Utama

Keterangan Gambar : Kepadatan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, truk antre untuk naik kapal. Foto: Ditjenhubla



Indonesiamaritimenews.com (IMN), BANYUWANGI: Antrean panjang kendaraan sepanjang hampir 8 kilometer terkadi dari arah utara menuju area Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dalam beberapa hari ini. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bergerak cepat.

Kemacetan panjang yang terjadi di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi dilaporkan sepanjang hampir 8 kilometer yang sebagian besar terdiri dari kendaraan barang.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menjelaskan situasi tersebut terjadi akibat kombinasi antara gangguan cuaca yang sempat menyebabkan penutupan pelabuhan, serta aksi demonstrasi sopir truk yang sempat menutup akses pintu masuk pelabuhan pada 1 Agustus 2025.

Baca Lainnya :

“Penumpukan kendaraan tidak terjadi begitu saja. Sejumlah faktor berkontribusi, mulai dari cuaca ekstrem yang memaksa penutupan pelabuhan selama beberapa jam, hingga adanya unjuk rasa sopir truk yang mengganggu arus kendaraan. Kami segera mengambil langkah-langkah taktis untuk menormalisasi situasi,” jelas Masyhud dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/8/2025).

Ia menegaskan bahwa penutupan sementara pelabuhan dilakukan bukan tanpa alasan. Kebijakan tersebut sebagai langkah tegas untuk menjamin keselamatan pelayaran, baik bagi penumpang maupun awak kapal. Menurutnya, dalam kondisi cuaca ekstrem dengan angin kencang dan gelombang tinggi, risiko keselamatan meningkat signifikan.

Pada tanggal 29 Juli dan 30 Juli lalu, pelabuhan sempat ditutup beberapa kali karena kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Penutupan pertama dimulai pada 29 Juli pukul 08.27 WIB dan baru dibuka kembali tiga jam kemudian pada pukul 11.35 WIB. Penutupan kedua berlangsung di hari yang sama dari Pukul 23.35 WIB hingga 00.35 WIB dini hari.

Esoknya, pada 30 Juli pelabuhan kembali harus dihentikan operasinya sementara mulai pukul 12.35 WIB sampai pukul 15.00 WIB karena cuaca buruk. Situasi tersebut mengakibatkan antrean kendaraan terus bertambah di sepanjang jalur masuk ke pelabuhan.

Untuk mengurai kemacetan, Ditjen Perhubungan Laut mengerahkan seluruh kapasitas kapal yang tersedia. Pada Sabtu (2/8) tercatat 27 kapal penyeberangan beroperasi, dengan pola 8 trip per kapal setiap hari. Kapal-kapal ini tersebar di Dermaga MB sebanyak 19 unit dan Dermaga LCM sebanyak 8 unit.

“Situasi ini kami tangani dengan prinsip keselamatan sebagai prioritas utama, tanpa mengabaikan aspek kelancaran layanan publik. Kami juga terus berupaya untuk memastikan semua bisa kembali normal secepat mungkin,” jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan stakeholder dan instansi terkait lainnya untuk pengaturan lalu lintas di sekitar pelabuhan, sekaligus memastikan keamanan dan ketertiban di lapangan.

Sistem pemantauan antrean kendaraan dan keberangkatan kapal dilakukan secara real-time untuk mempercepat respons jika terjadi hambatan baru.

“Kami optimalkan seluruh dermaga yang ada, termasuk koordinasi intensif dengan operator kapal dan pihak ASDP,” sambung Masyhud.

Dalam kondisi tersebut, Muhammad Masyhud mengimbau masyarakat dan para pengguna jasa pelabuhan agar tetap tenang dan mengikuti arahan petugas di lapangan. Arus kendaraan menuju pelabuhan terus bergerak secara bertahap, dan kapal-kapal penyeberangan melakukan percepatan rotasi untuk mengurai sisa antrean. (Arry/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook