- Kapal Patroli Sembulungan dan Hinako Produk Anak Bangsa Perkuat Armada TNI AL, Ini Spesifikasinya
- Mengenal Subholding Pelindo Jasa Maritim, Punya 8 Anak Usaha dan 3 Cucu
- Evaluasi Pelayanan, IPC TPK Survei Pelanggan
- Arus Mudik Nataru 2023-2024 Pelindo Siapkan 63 Terminal Penumpang, Pejabat dan Pekerja Dilarang Cuti
- Pentingnya Peran Media dalam Mengawal Keterbukaan Informasi Publik
- Libur Nataru 2023-2024 Diprediski 3 Juta Orang Menyeberang Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk
- Teladan Walk the Talk Doni Monardo di Mata Dany Amrul Ichdan: Beliau Memimpin dengan Hati
- Panglima TNI dan Kapolri Perkuat Komitmen Kawal Pemilu 2024
- 308 Spesies dan 7 Taksa Diusulkan Masuk Daftar Biota Terancam Punah, Begini Langkah KKP
- Transformasi & Efisiensi Pelindo Sabet The Best State Owned Enterprises dan The Best CFO
Libas Kejahatan Transnasional, Indonesia dan Australia Gelar Operasi GANNET-7

Keterangan Gambar : KKP dan Bakamla bekerjasama dengan Australia menggelar Operasi GANNET-7. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),KUPANG, (21/5) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) bersama Australia Border Force (ABF) memulai patroli bersama Operation GANNET-7.
Patroli terkoordinasi yang digelar setiap tahunnya ini merupakan implementasi dari Indonesia - Australia Fisheries Surveillance Forum (IAFSF) dalam upaya kerja sama memberantas kejahatan transnasional di kawasan perbatasan Laut Timor dan Arafura. Operasi GANNET-7 dimulai pada Kamis (18/5/2023).
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Laksamana Muda TNI Dr. Adin Nurawaluddin, M.Han menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam patroli terkoordinasi ini. Khususnya kepada Pemerintah Australia yang selama ini telah mendukung upaya pemberantasan penangkapan ikan yang melanggar aturan, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUUF) di Laut Timur dan Arafura.
Baca Lainnya :
- TNI AL Tangkap Penyelundup 43 Paket Sabu di Lhokseumawe 0
- 135 Kapolres Dimutasi, Ini Nama-nama Pejabat Baru0
- Mutasi Besar-besaran 704 Perwira Polri, Kabid Humas Polda Metro Diganti0
- Wartawan Bisnis Indonesia Ditusuk Begal, Kapolda Metro Jaya Beri Atensi 0
- Buntut Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 125 Orang, Kapolres Malang Dicopot0
"Sebelum adanya Operation GANNET, KKP dan Pemerintah Australia telah menjalin kerja sama melalui patroli terkoordinasi selama kurang lebih 20 tahun lamanya dalam upaya memberantas IUU fishing. Hal ini merupakan komitmen bersama yang akan terus dilanjutkan melalui Operation GANNET setiap tahunnya", kata Adin.
Diungkapkannya, di tahun 2023 ini dalam pelaksanaan Operasi GANNET ke 7, KKP melibatkan asset Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan Orca 01 dan Maritime Patrol Aircraft ATR 42-300. Adapun asset lainnya adalah KN Pulau Nipah milik Bakamla RI dan ADV Cape Naturaliste serta 1 Pesawat Udara Patroli dari ABF.
Patroli bersama ini akan digelar selama 10 hari ke depan sejak tanggal 18 Mei hingga 27 Mei 2023 di kawasan perbatasan kedua negara di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573 - Laut Timor dan Arafura.
"Selain pemberantasan IUU fishing, target operasi ini juga akan meliputi kejahatan transnasional lainnya, contohnya seperti human traficking serta drug smugling di kawasan perbatasan kedua negara", terang Adin.
APRESIASI
Sehari sebelumnya, operasi GANNET-7 secara resmi telah dibuka oleh Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla, Friche Flack, M.Tr.Opsla di Hotel Aston Kupang.
Friche menyampaikan bahwa meskipun dalam pelaksanaan patroli bersama ini terdapat tantangan-tantangan yang dihadapi, namun pihaknya sangat mengapresiasi semangat kerja sama dari semua pihak yang terlibat. Terutama para personil kapal dan pesawat yang selama ini menjadi garda terdepan dalam mengamankan wilayah perairan perbatasan Indonesia dan Australia.
"Saya sangat mengagumi semangat kerja sama dari semua pihak yang terlibat, sehingga pelaksanaan Operation GANNET dapat terus tercapai setiap tahunnya", ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa pihaknya yakin jika penguatan pengawasan di WPPNRI dapat dilakukan melalui kerja sama dengan negara-negara tetangga dan penambahan armada kapal pengawas.
Seperti baru-baru ini, KKP telah mengirim 24 orang Awak Kapal Pengawas ke Hiroshima, Jepang untuk menjalani pengenalan komponen dan tata cara pengoperasian Kapal Pengawas baru yang akan didatangkan dari Jepang. (Arry/ORYZA)
