- Meningkat 26,47% dari Tahun Lalu Realisasi Anggaran Kemenhub Per Mei 2023 Capai Rp10,44 T
- Lindungi Hak Pelaut Meninggal di Singapura, Kemenhub Fasilitasi Pengurusan dan Pencairan Asuransi
- Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kepala Staf Kolinlamil Ikut Menanam Pohon
- Keren! Subholding Pelindo Solusi Logistik Raih Penghargaan CSR Award 2023
- Tolak RUU Kesehatan, Puluhan Ribu Nakes Mulai Dokter Hingga Perawat Geruduk Gedung DPR
- TNI AL Turun Tangan, 17 Pekerja Migran Ilegal Gagal Diselundupkan ke Malaysia
- MNEK 2023 Diikuti 36 Negara Dibuka Panglima TNI, Dimeriahkan Atraksi Pesawat Tempur
- Hijaukan Area Pelabuhan, Pelindo Terminal Petikemas Tanam 55 Ribu Mangrove
- 2 Hari Terombang-ambing di Laut, Ayah dan Anak Diselamatkan KRI Malahayati-362
- Manfaatkan Forum WOAH di Prancis, Begini Cara Indonesia Promosi Perikanan
Libas Kejahatan Transnasional, Indonesia dan Australia Gelar Operasi GANNET-7

Keterangan Gambar : KKP dan Bakamla bekerjasama dengan Australia menggelar Operasi GANNET-7. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN),KUPANG, (21/5) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) bersama Australia Border Force (ABF) memulai patroli bersama Operation GANNET-7.
Patroli terkoordinasi yang digelar setiap tahunnya ini merupakan implementasi dari Indonesia - Australia Fisheries Surveillance Forum (IAFSF) dalam upaya kerja sama memberantas kejahatan transnasional di kawasan perbatasan Laut Timor dan Arafura. Operasi GANNET-7 dimulai pada Kamis (18/5/2023).
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Laksamana Muda TNI Dr. Adin Nurawaluddin, M.Han menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat dalam patroli terkoordinasi ini. Khususnya kepada Pemerintah Australia yang selama ini telah mendukung upaya pemberantasan penangkapan ikan yang melanggar aturan, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUUF) di Laut Timur dan Arafura.
Baca Lainnya :
- TNI AL Tangkap Penyelundup 43 Paket Sabu di Lhokseumawe 0
- 135 Kapolres Dimutasi, Ini Nama-nama Pejabat Baru0
- Mutasi Besar-besaran 704 Perwira Polri, Kabid Humas Polda Metro Diganti0
- Wartawan Bisnis Indonesia Ditusuk Begal, Kapolda Metro Jaya Beri Atensi 0
- Buntut Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 125 Orang, Kapolres Malang Dicopot0
"Sebelum adanya Operation GANNET, KKP dan Pemerintah Australia telah menjalin kerja sama melalui patroli terkoordinasi selama kurang lebih 20 tahun lamanya dalam upaya memberantas IUU fishing. Hal ini merupakan komitmen bersama yang akan terus dilanjutkan melalui Operation GANNET setiap tahunnya", kata Adin.
Diungkapkannya, di tahun 2023 ini dalam pelaksanaan Operasi GANNET ke 7, KKP melibatkan asset Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan Orca 01 dan Maritime Patrol Aircraft ATR 42-300. Adapun asset lainnya adalah KN Pulau Nipah milik Bakamla RI dan ADV Cape Naturaliste serta 1 Pesawat Udara Patroli dari ABF.
Patroli bersama ini akan digelar selama 10 hari ke depan sejak tanggal 18 Mei hingga 27 Mei 2023 di kawasan perbatasan kedua negara di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 573 - Laut Timor dan Arafura.
"Selain pemberantasan IUU fishing, target operasi ini juga akan meliputi kejahatan transnasional lainnya, contohnya seperti human traficking serta drug smugling di kawasan perbatasan kedua negara", terang Adin.
APRESIASI
Sehari sebelumnya, operasi GANNET-7 secara resmi telah dibuka oleh Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla, Friche Flack, M.Tr.Opsla di Hotel Aston Kupang.
Friche menyampaikan bahwa meskipun dalam pelaksanaan patroli bersama ini terdapat tantangan-tantangan yang dihadapi, namun pihaknya sangat mengapresiasi semangat kerja sama dari semua pihak yang terlibat. Terutama para personil kapal dan pesawat yang selama ini menjadi garda terdepan dalam mengamankan wilayah perairan perbatasan Indonesia dan Australia.
"Saya sangat mengagumi semangat kerja sama dari semua pihak yang terlibat, sehingga pelaksanaan Operation GANNET dapat terus tercapai setiap tahunnya", ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa pihaknya yakin jika penguatan pengawasan di WPPNRI dapat dilakukan melalui kerja sama dengan negara-negara tetangga dan penambahan armada kapal pengawas.
Seperti baru-baru ini, KKP telah mengirim 24 orang Awak Kapal Pengawas ke Hiroshima, Jepang untuk menjalani pengenalan komponen dan tata cara pengoperasian Kapal Pengawas baru yang akan didatangkan dari Jepang. (Arry/ORYZA)
