Breaking News
- KSOP Kelas IV Kalianget Bagi-bagi Life Jacket ke Nelayan
- Kemenhub Bentuk Maritime Coordination Center, Ini Fungsinya
- KKP Menggadang-gadang Susu Ikan Minuman Protein Tinggi, Bisa Dibikin Cilok
- PON XXI Aceh-Sumut 2024, KM Kelud Jadi Hotel Terapung Gratis
- 10 Negara Menimba Ilmu Budidaya Nila dan Lele dari Indonesia
- Kekuatan Kapal Selam Kunci Amankan Perairan RI, Kasal: Wujudkan TNI AL Modern dan Berdaya Gentar
- HUT ke 79 TNI AL di Atas Kapal Perang Dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto
- Tanjung Priok Bikin Presiden Zanzibar Kesengsem, Kerja Sama Maritim dengan Pelindo
- Pelindo Mengajar Menyasar SMAN 13 Jakarta, Drajat Sulistyo: SDM Bagus, Perusahaan Maju
- Kapal Nelayan Dimangsa Api, 4 Korban Dievakuasi KRI Layang 345, Seorang Tewas
Konektivitas Transportasi di Aceh Digeber, Pelabuhan Dibenahi
Keterangan Gambar : Ilustrasi pelabuhan. Foto: property of indonesiamaritimenews.com
Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA: Aceh adalah suatu provinsi yang memiliki potensi luar biasa. Karena itu harus dibuat satu konektivitas yang lebih baik bagi masyarakat Aceh. Sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut, udara dan kereta api perlu dibangun dan dikembangkan.
Hal ini dikatakan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menggelar rapat koordinasi bersama Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, di kantor Gubernur Aceh, Jumat (3/2/2023).
“Saya menyerap aspirasi yang disampaikan pak Pj Gubernur untuk meningkatkan pelayanan transportasi. Untuk itu saya mengajak para Dirjen hadir di Aceh untuk bisa berkoordinasi secara langsung,” kata Budi Karya.
Menhub mengungkapkan, akan melakukan sejumlah pembenahan di berbagai sektor. Di antaranya yaitu di sektor perhubungan laut.
Sektor transportasi laut menurut Budi Karya memiliki peran yang sangat penting untuk menghubungkan antar pulau, seperti Kepulauan Sabang. Budi Karya akan mengkonsolidasikan sejumlah pelabuhan yang ada di Aceh dan mengusulkan pengelolaannya untuk diserahkan kepada BUMD.
“Dengan dikelola BUMD kita harapkan pengelolaannya dapat memberikan nilai tambah ekonomi,” ucap Budi Karya.
Ia juga mendukung keinginan Gubernur Aceh untuk membangun dry port. Diharapkan akan semakin membuat harga barang/logistik di Aceh semakin kompetitif.
SEKTOR PENERBANGAN
Selanjutnya di sektor penerbangan, Menhub Budi Karya menjelaskan akan mengupayakan menambah frekuensi dan rute penerbangan perintis.
“Saya mengajak para kepala daerah untuk bersama-sama memberikan subsidi berupa block seat kepada maskapai agar tidak merugi. Kita bisa lakukan subsidi selama tiga bulan di awal,” tutur Budi Karya.
Ia juga akan mengupayakan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan (direct flight) haji dan umroh dari Aceh. “Kita upayakan frekuensinya terus bertambah dari yang tadinya satu kali seminggu, nantinya bisa dua atau tiga kali dalam seminggu,” ucap Menhub Budi Karya.
KUNJUNGI PELABUHAN
Dalam kunjungannya ke Banda Aceh, Budi Karya mengunjungi pelabuhan penyeberangan bersama Gubernur Aceh. Ia sempat masuk ke kapal penumpang KMP BRR yang baru bersandar dari Sabang dan menyapa para penumpang yang turun. Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue menjadi satu-satunya sarana angkutan laut yang melayani penumpang dan barang dari Banda Aceh ke Sabang.
Ia berharap, keterlibatan pemerintah daerah untuk mendukung kelancaran pembangunan sektor transportasi di daerah, mulai dari tahap perencanaan dan pembangunan seperti: dukungan pembebasan lahan, penyediaan jalan akses, serta tata ruang dan perizinan.
Sedangkan ke tahap operasional seperti: mendukung keseimbangan muatan balik kapal tol laut melalui komoditas unggulan yang ada di daerah, serta dukungan pemberian subsidi block seat untuk keberlanjutan penerbangan, dan subsidi angkutan massal perkotaan melalui skema Buy The Service (BTS).
TERIMA KASIH
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki menyampaikan terima kasih atas dukungan Kemenhub terhadap konektivitas di Aceh, diantaranya yaitu pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara Sultan Iskandar Muda yang sempat ditutup pada saat pandemi covid-19, serta dibukanya beberapa rute penerbangan perintis.
"Kami masih mengharapkan adanya penerbangan perintis tambahan, seperti dari Banda Aceh ke Kabupaten Aceh Singkil serta lokasi lain yang jarak tempuh daratnya lebih dari 10 jam," tuturnya.
Usai dari Banda Aceh, Menhub bertolak ke Lhokseumawe untuk meninjau Pelabuhan Pupuk Iskandar Muda. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan untuk melayani barang/logistik dari sejumlah perusahaan di bidang perpupukan, petrokimia dan kimia lainnya. Selain itu di Lhokseumawe Menhub juga meninjau Bandara Malikussaleh.
Pada tahun 2023, total alokasi anggaran pembangunan dan pengembangan sektor transportasi di Provinsi Aceh sebesar Rp458,8 Miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan 16,34 % jika dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp394,36 Miliar.
Adapun anggaran tersebut dialokasikan untuk beberapa program diantaranya yakni: rehabilitasi pelabuhan penyeberangan, terminal tipe A, pembangunan jalur KA, runway Bandara, fasilitas keselamatan jalan, rambu suar, subsidi perintis (darat, laut, udara, kereta api), dan penyelenggaraan pendidikan vokasional di sektor transportasi.
Turut hadir dalam tinjauan, Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno, Dirjen Perhubungan Udara Maria Kristi, Anggota Komisi V DRI RI Ruslan M. Daud dan Ketua DPRD Aceh Samsul Bahri, dan sejumlah jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenhub yang ada di Provinsi Aceh. (Arry/Oryza)
Write a Facebook Comment