Hadapi Gempuran Berita Bohong, Ini Jurus Literasi Digital Satgas Anti Hoax dan UMB

By Indonesia Maritime News 15 Des 2023, 20:17:38 WIB Nasional
Hadapi Gempuran Berita Bohong, Ini Jurus Literasi Digital Satgas Anti Hoax dan UMB

Keterangan Gambar : Satgas Anti Hoax PWI Pusat bersama UMB menggelar diskusi dengan tema strategi literasi digital. Foto: ist




Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Menghadapi era informasi digital yang penuh dengan berita palsu, Satgas Anti Hoax Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menjadi garda terdepan dalam upaya meningkatkan literasi digital masyarakat. 

Konsep "Hoax Proof Yourself" menjadi sorotan dalam diskusi berjudul "Hoax Proof Yourself: Menjaga Kredibilitas Sebagai Langkah Awal Menuju Literasi Digital," kerjasama antara 

Bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana (UMB), Tim Satgas Anti Hoax PWI Pusat menggelar diskusi dengan judul "Hoax Proof Yourself: Menjaga Kredibilitas Sebagai Langkah Awal Menuju Literasi Digital." Acara ini digelar secara daring pada tanggal 14 Desember 2023.
 
Acara yang dibuka oleh Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Dr. Farid Hamid, M. Si., ini merupakan bagian dari kelas Event Management yang diampu oleh Riki Arsmendi, M. I. Kom, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 

Hannanda Yusufany bertindak sebagai moderator, sementara pembicara utama adalah Ary Julianto (Wartawan Senior dan Anggota Satgas Anti Hoax PWI) dan Dudi Hartono, M. I. Kom (Dosen FIKOM UMB dan Anggota Satgas Anti Hoax PWI). Keduanya memaparkan proses produksi, distribusi, dan dampak dari hoax atau kabar bohong.
 
Menurut Ary, kredibilitas memiliki peran krusial dalam literasi digital karena dapat memengaruhi keputusan, persepsi, dan pemahaman individu terhadap informasi yang mereka temui dalam lingkungan digital. Ia menekankan pentingnya memastikan kredibilitas sumber informasi guna menghindari paparan hoax. “Karena penting bagi kita untuk memastikan kredibilitas sumber informasi untuk menghindari paparan hoax,” kata wartawan VOI ini.
 
Ary juga memberikan petunjuk mengenali hoax, seperti asal sumber yang mencurigakan. Ia menyoroti ciri-ciri berita bohong, termasuk judul yang provokatif dan hiperbolik. Dudi Hartono menyoroti faktor biologis manusia sebagai faktor utama dalam penyebaran hoaks di masyarakat, mengutip penjelasan pakar neurosains, Sam Harris. “Ada bias kognisi dan konfirmasi dalam otak manusia,” kata Dudi.
 
LITERASI DIGITAL

Kedua pembicara sepakat bahwa peningkatan literasi digital menjadi kunci untuk mengantisipasi penyebaran berita palsu. Ary menyarankan melakukan cek fakta (fact checking), sementara Dudi merekomendasikan pendekatan skeptisisme dan penundaan penyebaran informasi.
 
Di tempat terpisah Iqbal Irsyad, Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat, menegaskan bahwa seminar semacam ini merupakan bagian dari program satgas untuk tindakan preemptif dan preventif kepada masyarakat, selain tindakan korektif melalui pemantauan dan klarifikasi informasi. 

Dengan fokus pada literasi digital, Satgas Anti Hoax PWI berupaya menjadikan masyarakat lebih tangguh terhadap ancaman hoax dalam era informasi digital.
 
“Selain melakukan tindakan korektif melalui pemantauan dan klarifikasi informasi, kami juga akan menggelar rangkaian seminar sebagai bentuk tindakan preemptif dan preventif kepada masyarakat,” kata Iqbal  (Bow/Oryza)





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook