- TPK Kupang Catat Arus Peti Kemas 96.205 TEUs, Kinerja Bongkar Muat Meningkat
- Kontingen Garuda 2025 Terima Medali Penghargaan PBB di Lebanon, Merah Putih Berkibar
- KRI John Lie-358 dan Angkatan Laut India Unjuk Kekuatan Pertahanan Maritim
- Di Tangan Pelaku UMKM, Limbah Ban Bekas Hibah PT TPK Diolah Jadi Kreasi Meraup Cuan
- Dukung MHT Award 2025, KSO TPK Koja Dapat Apresiasi Ketua PWI Jaya Kesit Budi Handoyo
- Tiga Kapal Perang RI Manuver di Perairan Ambalat
- Dirjenhubla:TKBM Tulang Punggung Logistik Nasional Harus Mendapatkan Perhatian Serius
- Kapal Tunda Terombang-ambing Mati Mesin di Tengah Laut, Diselamatkan KRI Sultan Nuku-373
- Ramah Lingkungan & Tingkatkan Layanan, Petikemas TPK Koja Tumbuh 1,53% Optimistis Capai 1 Juta TEUs
- Libur Nataru 2026, Buruan Pesan Tiket Kapal via Ferizy Mulai Sekarang
Empat Tahun KKP Gandeng JICA, 500 Orang Timba Ilmu dari Jepang

Keterangan Gambar : Ekspose Hasil dan Pembelajaran JICA Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Project di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kerja sama sektor perikanan di wilayah pulau terluar Indonesia antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) membuahkan banyak hasil.
Selama empat tahun bersinergi, lebih dari 500 orang mendapat pelatihan teknis maupun menejerial di dalam dan luar negeri, termasuk keberhasilan melahirkan inovasi bidang perikanan dan dokumen-dokumen penting.
Ekspose Hasil dan Pembelajaran JICA Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Project berlangsung di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Kamis (9/10) kemarin. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi dan berbagi praktik baik dari kerja sama yang telah berjalan sejak 2021 di enam Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT): Natuna, Sabang, Moa, Saumlaki, Morotai, dan Biak.
Baca Lainnya :
- Indonesia Masih Bisa Ekspor Udang ke Amerika Meski Diatur Ketat0
- Lanal Banyuwangi Restorasi Terumbu Karang di Perairan Tanjung Sekeben0
- Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di Karangasem Bali, KKP Libatkan Warga Lokal0
- Program Kampung Nelayan Merah Putih, KKP Terapkan Pengawasan Berlapis0
- Coorperative Mechanism 2025, Ini Penegasan Indonesia Soal Keselamatan Pelayaran di Selat Malaka0
Proyek bertajuk Promoting Sustainable Fisheries Development in the Outer Islands of Indonesia ini berfokus pada penguatan kapasitas sumber daya manusia, kelembagaan, dan tata kelola perikanan di wilayah terluar Indonesia.
Selama empat tahun pelaksanaan, lebih dari 500 peserta mengikuti pelatihan teknis dan manajerial, baik di dalam negeri maupun di Jepang, dengan penerima manfaat tidak langsung mencapai lebih dari 1.000 orang.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) KP, I Nyoman Radiarta mengatakan pelatihan ini tidak hanya mentransfer teknologi dari Jepang, tetapi juga membangun sistem pengelolaan yang adaptif dan berkelanjutan di SKPT.
"Kolaborasi antara pusat, daerah, penyuluh, dan pelaku utama menjadi kunci agar SKPT berfungsi optimal,” ujar I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Sementara itu perwakilan JICA, Inoue Yumiko, menyampaikan apresiasi atas kemitraan erat antara Indonesia dan Jepang yang berhasil menuntaskan proyek meski sempat menghadapi tantangan pandemi. Ia berharap, model pengembangan SDM yang telah dibangun dapat diadopsi secara lebih luas oleh SKPT lainnya di Indonesia.
Lahirkan Banyak Capaian
Sementara itu Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Lilly Aprilya Pregiwati dalam laporannya menjelaskan, proyek ini dilaksanakan dalam tiga tahap sejak April 2021 hingga Oktober 2025. Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan bersama UPT pelatihan di Medan, Ambon, dan Tegal, mencakup penguatan kapasitas teknis penangkapan ikan, pengolahan hasil perikanan, serta manajemen koperasi nelayan.
Kerja sama ini telah melahirkan berbagai inovasi di lapangan seperti penerapan teknologi Ikejime untuk menjaga mutu ikan ekspor, peningkatan efisiensi alat tangkap di Saumlaki, hingga pelatihan perawatan kapal di Moa. “Meski menghadapi tantangan geografis dan cuaca ekstrem, proyek ini membuktikan bahwa dengan kolaborasi dan semangat belajar, masyarakat pesisir mampu menjadi aktor utama perubahan,” ungkapnya.
Melalui dukungan BPPSDM KP dan konsorsium INTEM–OAFIC, proyek ini juga menghasilkan beragam capaian strategis. Di antaranya penerapan electric winch dan underwater lamp untuk meningkatkan efisiensi penangkapan, penguatan koperasi nelayan, serta pengembangan rumah pengering di Sabang.
Proyek ini juga melahirkan sejumlah dokumen penting seperti Operation and Management (O&M) Manual, Human Resource Development (HRD) Plan, dan modul pelatihan yang siap diadopsi secara nasional.
Sebagai bagian dari rangkaian Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan dalam peringatan HUT ke-26 KKP, kegiatan ini juga menghadirkan pameran produk hasil pelatihan pengolahan dari enam SKPT. Produk unggulannya seperti snack ikan tenggiri, sambal tuna yellowfin khas Aceh, abon ikan, cumi kering khas Natuna.
Sebelumnya Menteri Kelautan dan perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia di wilayah pulau terluar untuk mendukung kegiatan perikanan yang berdaya saing, modern dan berkelanjutan. (Bow/Oryza)
