- Cuaca Ekstrem, ASDP Ingatkan Pengguna Transportasi Laut Utamakan Keselamatan
- Kapal Asing Diduga Palsukan Dokumen Diamankan KRI Bung Tomo-357
- KKP Hibahkan 2 Kapal Asing Bekas Illegal Fishing ke Pemkab Deli Serdang
- Penyematan Nations Medal Satgas TNI KONGA di Lebanon, Kasal: Komitmen Teguh Kami Bangun Perdamaian
- Latihan Gabungan SAR Instansi Maritim, Siaga Hadapi Hondisi Darurat
- 2 Kapal Pengangkut Nikel Dibekuk KRI Bung Hatta-370, Ini Penyebabnya
- Kolinlamil Bentuk Klub Panahan SWAT, Genjot Kemampuan Atlet Raih Prestasi Gemilang
- Duaar! Dentuman Meriam KRI Teluk Ambonia-503 Memecah Keheningan Laut Jawa
- Libur Nataru 2025/2026, ASDP Perkuat Integrasi Jalur Sumatera-Jawa-Bali
- 1,5 Kg Sabu Malaysia Nyaris Diselundupkan, Digagalkan TNI AL di Tanjung Balai Asahan
Berbagi Tips Skill Storytelling ke Mahasiswa UMB, PWIJaya Dapat Acungan Jempol

Keterangan Gambar : UMB dan PWI Jaya menyelenggarakan diskusi mengambil tema Tips Menulis Strorytelling di media. Foto: ist
Indonesiamaritimenews.com (IMN): JAKARTA: Universitas Mercu Buana (UMB) mengapresiasi upaya PWI Jaya untuk turun secara langsung ke kampus menularkan kemampuan storytelling yang menjadi kebutuhan praktisi untuk bersaing di dalam industri komunikasi. Acungan jempot patut diberikan kepada PWI Jaya yang telah berbagi ilmu kepada mahasiswa.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi bertajuk “Berbagi Tips Menulis Storytelling di Media” yang merupakan rangkaian penghargaan Anugerah Jurnalistik MH Thamrin 2023.
Penghargaan yang digelar setiap tahun oleh PWI Jaya merupakan puncak karya jurnalistik profesional dan kampus.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan Dwi Wulandari (Editor Majalah MIX), Dudi Iman Hartono (Dosen Ilmu Komunikasi UMB) dan Algooth Putranto (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya).
Baca Lainnya :
- Lantik Fadhilah Mathar Jadi Dirut BAKTI Kominfo, ini Pesan Menteri Kominfo Budi Arie0
- 18 Tokoh Dianugerahi Bintang Tanda Kehormatan, Termasuk Ibu Iriana Jokowi0
- Gelorakan MHT Award 2023, Universitas Mercu Buana Gelar Diskusi Cara Menulis Story Telling0
- Jadi Tamu Kehormatan Hanse Sail 2023 di Jerman, KRI Bima Suci Disambut Hangat0
- Rencanakan Latihan Bersama Terbesar TNI AL, US Navy, dan US Marine Corps0
“Diskusi hari ini merupakan peluang berharga untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas dalam menggunakan storytelling sebagai alat untuk menyampaikan pesan dengan lebih efektif,” tutur Dr. Ariani Kusumo Wardhani, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan Universitas Mercu Buana (UMB), Senin (14/8/2023).
Storytelling, lanjutnya, dalam konteks apa pun, memiliki kekuatan luar biasa untuk menginspirasi, memotivasi, dan mengubah pandangan kita. Dalam dunia pendidikan, storytelling memiliki peran yang sangat penting dalam membantu para pendidik dan mahasiswa menyampaikan ide, menggugah imajinasi, dan menjembatani pemahaman yang kompleks.
PENDIDIKAN DAN INDUSTRI MEDIA
Pada kesempatan yang sama, Ketua PWI Jakarta Sayid Iskandarsyah menyatakan kolaborasi kampus UMB dan organisasi wartawan merupakan wujud link and match antara dunia pendidikan dan industri media.
“Kami meyakini kegiatan yang PWI Jaya lakukan hari ini adalah hubungan nyata antara dunia pendidikan dan industri. Mahasiswa mempelajari hal-hal yang terjadi langsung di industri, sebaliknya industri menyerap apa yang dikaji dan digeluti secara akademis,” tuturnya.
Dwi Wulandari dalam paparannya menjelaskan kemampuan storytelling tidak hanya untuk pemasar atau pengiklan, dalam kondisi saat ini pendekatan storytelling juga bisa digunakan oleh para praktisi Public Relations (PR) untuk membuat siaran pers yang menarik, sehingga jurnalis sebagai target mereka, mau menjadikannya sebagai bahan pemberitaan.
“Pendekatan storytelling juga bisa digunakan oleh para wartawan untuk membuat artikel, sehingga pembacanya tertarik untuk membacanya sampai tuntas, bahkan membagikan artikel tersebut kepada komunitasnya melalui platform medai sosial mereka misalnya,” tuturnya.
Dia mengingatkan storytelling bukan sekadar bercerita. Akan tetapi, juga harus mampu mengajak audiens untuk merespon, bahkan terlibat atau berpartisipasi dalam cerita tersebut. Dan, sebagian besar interaksi berasal dari hubungan yang sudah dibangun antara storyteller dengan audiens.
TRANSMEDIA
Senada dengan Dwi, Algooth Putranto mengingatkan para mahasiswa agar kembali pada akar storytelling adalah tradisi dongeng yang sudah diakrabi oleh semua orang sejak belia dan secara tak sadar terus menerus dikembangkan dalam keseharian.
“Kuncinya adalah menyusun cerita tersebut menjadi menarik dan dekat dengan target audiens. Gunakan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dekat dan tidak terkesan menggurui. Untuk mahasiswa harus rajin bergaul dan buka mata-telinga pada lingkungan,” tuturnya.

Menurut Dudi Iman Hartono teknologi membuat storytelling semakin mengarah pada transmedia storytelling yakni struktur naratif yang dikembangkan melalui dua dimensi yang berbeda, yaitu verbal dan nonverbal dengan menggunakan media seperti bioskop, komik, televisi, video games, dan lain-lain.
“Patut disadari generasi Z adalah generasi yang sangat visual. Namun tanpa membaca dan menulis yang baik maka proses transmedia storytelling yang dilakukan tidak akan berwujud rapi dan enak untuk dinikmati,” paparnya.
Ketiga pembicara optimistis transmedia storytelling yang menjadi tren saat ini tidak akan mematikan tuntutan kemampuan membaca dan menulis karena justru tren Alpha--generasi setelah Gen Z—justru merupakan generasi pembaca. Hal ini terlihat dari tren membaiknya penjualan buku maupun oplah media cetak.
“Jika Anda para Gen Z sekadar melihat tren saat ini maka Anda melewatkan kesempatan 10 tahun ke depan, tren generasi Alpha yang justru cenderung menjauhi smartphone dan media sosial,” pungkas Algooth. (Arry/Oryza)











