Terminal Teluk Lamong Percepat Layanan Kapal, Ini Target Not Operation Time 2025

By Indonesia Maritime News 13 Mar 2025, 10:52:28 WIB Logistik
Terminal Teluk Lamong Percepat Layanan Kapal, Ini Target Not Operation Time 2025

Keterangan Gambar : PT Terminal Teluk Lamong (TTL) terus berupaya memberikan pelayanan operational and commercial excellence kepada pengguna jasa. Targetnya, tahun 2025 ini Post-Not Operation Time bisa dipersingkat.Foto: TTL



Indonesiamaritimenews.com (IMN),JAKARTA:  PT Terminal Teluk Lamong (TTL) terus berupaya memberikan pelayanan operational and commercial excellence kepada pengguna jasa. Targetnya, tahun 2025 ini Post-Not Operation Time bisa dipersingkat.

TTL menggelar Evaluasi Pelaksanaan Pemanduan dan Penundaan kapal Petikemas dan Curah kering di Terminal Teluk  Lamong  tahun  2024, serta pembahasan  target  kinerja  Post-Not Operation Time (NOT3) dan Ship to Ship tahun 2025.

Baca Lainnya :

Evaluasi ini merupakan wadah koordinasi antara PT Terminal Teluk Lamong dengan tim pelayanan kapal PT Pelindo Regional 3 dan PT Pelindo Jasa Maritim. Tujuannya untuk mempersingkat waktu sandar (berthing time) dan pergantian antar kapal (ship to ship) yang akan meningkatkan ketersediaan tambatan dan kelancaran arus barang.

Target 2025

Pada tahun 2025 ini, target Post-Not Operation Time (NOT3) yaitu dari kapal selesai berkegiatan (Complete) hingga berangkat (Departure), kurang dari 3 jam untuk kapal curah kering dan kurang dari 30 menit untuk kapal petikemas.

Sedangkan untuk target ship to ship kapal curah kering kurang dari 2 jam sedangkan kapal petikemas kurang dari 1 jam. Dimana capaian rekor waktu ship to ship yang telah diraih atas hasil koordinasi yang baik tersebut yaitu selama 47 menit.  Waktu tersebut tercatat dari jarak waktu antara Lastline MV Nikolas D hingga Firstline MV Darya Ruchi di bulan Desember 2024 lalu.

Selain catatan rekor waktu ship to ship tercepat pada tahun 2024 lalu,  TTL juga mencatatkan sejarah penyandaran kapal dengan draft terdalam yang pernah sandar di area Tanjung Perak yaitu kapal MV Danae R dengan draft sandar 13.27 meter. Hal ini menunjukkan hasil kolaborasi yang baik antara terminal dengan tim pelayanan kapal, karena telah menyediakan tunda dan pandu yang tangguh dan handal.

Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, mengungkapkan koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci utama dalam mempersingkat waktu Post-Not Operation Time (NOT3).

"Ketika kapal yang akan berlayar sudah dalam masa penyelesaian kegiatan bongkar muat, tim TTL langsung berkoordinasi untuk kapal yang menggantikan atau kapal sandar berikutnya. Dengan demikian tim pelayanan kapal bisa lebih awal mempersiapkan kapal yang akan masuk" ujar David dalam keterangan tertulis, Rabu (12/3/2025).

Dengan pola operasional berbasis planning and control yang digunakan untuk memastikan waktu NOT3 tidak melebihi target yang telah ditentukan, maka diperlukan koordinasi secara konsisten antara pihak pihak pemangku kepentingan.

Dalam hal ini, pihak terminal harus memastikan bahwa clearance dokumen dan sisa petikemas bongkar muat kepada pihak tim pelayanan kapal dan agen pelayaran pada saat 2 jam sebelum kapal selesai berkegiatan. Kemudian pada rentang waktu 1,5 jam sebelum kapal selesai berkegiatan pihak tim pelayanan kapal melakukan persiapan penugasan pandu dan kapal tunda.

Langkah koordinasi dalam pengendalian pada akhir kegiatan kapal ini, diharapkan mampu mempersingkat waktu NOT3 yang yang ujung-ujungnya akan memberikan kontribusi positif dalam efisiensi biaya logistik.

“Mempersingkat waktu NOT3 dan ship to ship merupakan langkah nyata PT Terminal Teluk Lamong dalam mewujudkan kelancaran arus barang dan menekan biaya logistik untuk menguatkan ekonomi Indonesia sesuai dengan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia,” tandas David. (Arry/Oryza)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook