- TNI AL Kembali Dipercaya Pimpin ADVANCE Maneuvering Exercise MTF di Laut Mediterania
- Tegaskan Anti Gratifikasi, IPC Terminal Petikemas Gelar Pelatihan SMAP ISO
- Ekspor Komoditas Lampung Meningkat, IPC TPK Panjang Pilihan Strategis Shipping Line
- Kasal Bertemu Sejumlah Pejabat Jepang, Perkuat Kerja Sama Bilateral
- KRI Belati-622, Kapal Cepat Rudal Buatan Anak Bangsa Perkuat TNI AL
- Program Pelindo Mengajar, Siswa SMA 14 Makassar Antusias Dapat Ilmu Soal Dunia Pelabuhan
- Pelindo Regional 4 Santuni 1.150 Anak Yatim
- Pelindo Sukseskan MotoGP Mandalika 2025 Pastikan Pelabuhan Lembar Lancar, Aman dan Efisien
- Dirpamobvit Baharkam Polri Cek Kesiapan Pengamanan Jelang MotoGP di Lombok Tengah
- Kemenhub dan Pemkab Subang Perkuat Pelabuhan Patimban
KKP Siap Kembangkan PPS Bitung Jadi Eco Fishing Port, Mampu Tampung 1.600 Kapal

Keterangan Gambar : Ikan hasil tangkapan nelayan. Foto: KKP
Indonesiamaritimenews.com (IMN), BITUNG: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung jadi lokasi eco fishing port guna mengawal implementasi penangkapan ikan terukur (PIT) di zona 2.
PIT zona 2 meliputi wilayah pengelolaan perikanan (WPP) 716 dan 717, serta zona 3 (WPP 715, 718 dan 714).
Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif mengatakan pengembangan infrastruktur pelabuhan perikanan menjadi salah satu langkah strategis untuk mendukung pelaksanaan PIT. Tidak hanya fasilitasnya, pengembangan sistem informasi, sistem manajemen ISO dan kapasitas SDM juga turut ditingkatkan.
Baca Lainnya :
- Sosialisasi Keselamatan Pelayaran, KSOP Meulaboh: Lebih Baik Tidak Berlayar daripada Tidak Selamat0
- Taruna AAL dan Peserta ASEAN Plus Cadet Sail 2025 Asah Kemampuan di Tengah Samudera0
- Kapolri dan Menteri LH Tanam Mangrove di Kalbar: Jaga Lingkungan Demi Masa Depan Anak Cucu0
- Muhibah Diplomasi Duta Bangsa, KRI Bima Suci Singgah di Pelabuhan Teluk Bayur Padang0
- Dianugerahi Distinguished Fellow BOSF, Menteri Trenggono Ajak Anak Muda Bangun Sektor Kelautan 0
“PPS Bitung akan menjadi pelabuhan perikanan modern yang berwawasan lingkungan, terintegrasi dan akan menjadi perluasan akses pasar internasional bagi produk perikanan lokal,” ujar Latif dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Sementara menurut Direktur Kepelabuhanan Perikanan, Ady Candra, dengan konsep eco fishing port, fasilitas di pelabuhan perikanan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat perikanan. Selain itu juga konsep ini menerapkan standar ketertelusuran hasil tangkapan ikan, dan mutu guna menunjang kelancaran ekspor.
“Kita ajak pemerintah daerah dan stakeholders perikanan tangkap di Kota Bitung untuk berdiskusi dan bersama-sama menyampaikan masukan untuk mengembangkan PPS Bitung menjadi kawasan terpadu yang dapat berkontribusi pada perputaran ekonomi,” ujarnya.
Pada Senin (11/8) lalu, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi implementasi pengembangan PPS Bitung melalui eco fishing port, dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah.
Wakil Walikota Bitung, Randito Maringka juga optimis dalam pengembangan eco fishing port ini. Pihaknya menyatakan dukungan penuh berupa kebijakan daerah maupun koordinasi lintas sektor untuk mewujudkan proyek tersebut.
Mampu Tampung 1.600 Kapal
Operasional PPS Bitung pada tahun 2023 dapat menampung 1.048 unit kapal perikanan dengan produktivitas mencapai 54.000 ton/tahun. Selain itu juga dapat menyerap 9.200 orang tenaga kerja dengan estimasi nilai PNBP sebesar Rp32 miliar.
Melalui pengembangan eco fishing port ini, nantinya PPS Bitung dapat menampung hingga 1.600 unit kapal perikanan dan meningkatkan produktivitas mencapai 92.000 ton/tahun. Sedangkan penyerapan tenaga kerja mencapai 18.000 orang dengan estimasi perolehan PNBP sebesar Rp 82,5 miliar.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pembangunan pelabuhan perikanan menjadi salah satu program prioritas KKP untuk mendukung terwujudnya PIT, yang memiliki multiplier effect bagi pembangunan nasional serta mendorong peluang investasi pada aktivitas primer dan sekunder dari penangkapan ikan, pengelolaan pelabuhan dan industri perikanan. (Arry/Oryza)
