Blue Food Jadi Penopang Kebutuhan Protein Nasional, KKP: Bandeng Kalahkan Salmon

By Indonesia Maritime News 15 Des 2025, 18:01:08 WIB Maritim
Blue Food Jadi Penopang Kebutuhan Protein Nasional, KKP: Bandeng Kalahkan Salmon

Keterangan Gambar : Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Tb. Haeru Rahayu dalam keterangan pers akhir tahun, Senin (15/12/2025). Ia memaparkan tentang ekonomi biru dan blue food (pangan biru). Foto: indonesiamaritimenews.com



Indonesiamaritimenews.com (IMN), JAKARTA: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis, blue food atau pangan biru bisa menjadi andalan sebagai penopang kebutuhan protein nasional.

Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Tb. Haeru Rahayu dalam keterangan pers akhir tahun di kantornya, Senin (15/12/2025).

Diungkapkannya, kebutuhan protein selama ini masih dari ternak. "Pak menteri selalu katakan, mohon maaf kebutuhan protein kita selama ini masih dari ternak," kata Tebe, sapaan akrab Tb Haeru.

Baca Lainnya :

Dijelaskannya, KKP memiliki konsep unggulan yaitu ekonomi biru atau blue ekonomi yang di dalamnya ada lima kebijakan. "Kita ini dengan konsep blue ekonomi maka ada pangan biru atau blue food," jelas Tebe.

Blue food, sambung Tebe, terus didorong supaya bisa menjadi penyeimbang atau bahkan nanti ke depannya bisa menjadi subsitusi atau pengganti. KKP yakin blue food bisa menjadi andalan sebagai penopang memenuhi kebutuhan protein secara nasional. 

"Kami punya keyakinan blue food itu.  Kenapa, karena kandungan proteinnya lebih tinggi, omeganya lebih tinggi dibandingkan yang lain. Contoh, bandeng. Bandeng bahkan mengalahkan omega-3 nya dari salmon yang saat ini banyak masuk ke kita. Ikan tongkol juga omega-3 nya lebih tinggi dibanding yang lain," jelas Tebe.

Ia mengungkapkan, Dirjen Peningkatan Daya Saing KKP bersama Kepala Badan sudah bersinergi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan memasukkan ikan (sebagai menu).

Tebe memberi contoh, udang warnanya berbeda dengan ikan, daging ayam, telur puyuh, daging sapi, telur ayam dan tumbuhan. "Ini lebih baik ternyata (kandungan proteinnya). Ini kenapa kita bisa lebih yakin. Itu yang di Karawang kami sudah bekerja sama dengan SPPG untuk makan bergizi gratis. Sudah mulai dibeli," ungkapnya.

"Targetnya sih sebetulnya di sana 8 ons minimal. Tapi krn ini untuk mendukung program pemerintah, mampunya masih sekilo 6, sekilo 5, ya kita dukunglah, dengan harga yang tentunya untuk mendukung program pemerintah," ungkap Tebe.

Ekonomi Biru

Sebelumnya, Tebe juga menjelaskan seputar tugas Dirjen Perikanan Budidaya yang menyangkut 7 poin di mana di dalamnya ada tantangan, kebijakan, isu serta solusi

Tantangan yang paling mendasar menurut Tebe adalah bagaimana bisa mendukung pemenuhan kebutuhan protein. "Itu yang paling pokok. Kenapa, karena sejalan dengan jumlah populasi baik di Indonesia maupun di regional maupun tatanan global yang semakin meningkat," jelas Tebe.

Indonesia diyakini dalam 5 tahun ke depan sudah mencapai 300 juta jiwa. Jadi pemenuhan kebutuhan kebutuhan protein ini sangat luar biasa. "Tantangan ini bagaimana kita menjawabnya. Nah KKP mencoba melaksanakan 5 kebijakan yang dikemas dalam konsep blue ekonomi," katanya.

Blue ekonomi konsepnya memadukan antara ekologi dan juga keekonomian, serta sinergitas sinergitas sosial ekonomi masyarakat. Hal ini menjadi sangat penting bagaimana bisa meningkatkan peroduktivitas dan produksi, tetapi ekologinya masih tetap terjaga dengan baik.

"Inilah. Pak menteri dan pimpinan kita selalu mengatakan bahwa filosofis dasar dari konsep blue ekonomi itu adalah, ekologi sebagai panglimanya," tegas Tebe.

Adapun lima kebijakan ekonomi biru atau blue ekonomi tersebut yakni:
1. Melindungi laut dan sumberdayanya dengan memperluas konservasi laut
2. Penangkapan ikan terukur berbasis kuota
3. Pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan
4. Pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
5. Pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan

Tebe menekankan, dalam penjabaran ekonomi biru  KKP diminta membuat laut menjadi sehat, lebih baik dan lebih kondusif. Bila lautnya sehat maka bioversitasnya atau keanekaragaman hayati juga akan beragam, namun penangkapan tidak boleh dilakukan asal-asalan.

Ekonomi biru sangat penting untuk ketersediaan protein dengan memanfaatkan sumber daya laut. Ekonomi biru juga menjadi wujud ketahanan pangan di masa depan, mengingat lahan di darat semakin terbatas. (Arry/Mar)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook